Menang Juta, Tapi Menangis

Saya datang bukan untuk menang. Saya datang untuk mendengar. Pertama kali saya membuka aplikasi, pukul dua dini—kota sunyi, hujan mengetuk jendela. Tangan saya menggantung di layar seperti seseorang yang lupa cara berdoa. Gulungan berputar tanpa suara, tapi dengan irama—seperti jazz di lorong kosong setelah tengah malam. Saya belajar tiga hal: Pembayaran bukan sihir—tapi matematika. Peluang tinggi bukan jamin—tapi kesabaran. Risiko bukan pada taruhan besar—tapi pada mengejar kerugian. Batas harian saya \(800—bukan karena miskin, tapi karena bijak. Hadiah sejati bukan uang tunai—tapi kedamaian setelah layar dimatikan. Di suatu malam tahun lalu, saya menekan \)12.000 pada putaran bonus. Jari-jari saya bergetar—not dari sukacita, tapi dari duka. Mesin itu membisikkan saya: Apakah ini layak? Zeus tidak menyelamatkan jiwa serakah—Ia hanya mengawasi mereka. Saya bergabung dengan ‘Starlight Community’ dan melihat orang lain memposting tangkapan dengan air mata. Kita tidak menang karena beruntung. Kita menang karena berhenti sebelum kehilangan segalanya. Permainan ini? Bukan—hening yang sakral antara napas. Setiap putaran adalah pertanyaan bisu: ‘Apa yang benar-benar kau inginkan?’ Matikan layarmu malam ini. Biarkan jiwamu bernapas.