Saya Menang Ribuan Putaran Tapi Kehilangan Diri

Pernahkah Anda merasa ponsel bergetar pukul 02.17 dini hari, padahal tak ingat membuka aplikasi? Itu yang terjadi padaku.

Bukan sekadar permainan—tapi pelarian dari diriku sendiri.

Aku menyebutnya terapi putaran cepat. Satu sentuhan, kurva naik seperti doa, lalu—klik—lampu jackpot menyala. Dorongan dopamin. Kemenangan palsu. Selama berbulan-bulan, aku main semua varian: Thunder Track, Starfire Sprint, putaran tak berujung di mana keberuntungan terasa seperti takdir.

Aku menang semuanya. Bukan karena skill—tapi karena obsesi.

Namun… sesuatu di dalamku runtuh.

Ilusi Kontrol dalam Ritual Digital

Dalam psikologi, ini disebut penguatan perilaku: otak memberi hadiah kesenangan pada pengulangan—meski tanpa makna.

Tapi apa yang terjadi jika pola ini menjadi default sistem sarafmu?

Setiap malam setelah kerja, aku duduk di balkon dengan teh dingin dan buka game putar cepat. Bukan demi uang—meski ada kemenangan—but untuk merasakan sesuatu yang nyata lagi.

Layar berdenyut dengan nama-nama mitos: Jalur Petir Zeus, Lari Emas Apollo. Setiap putaran menjanjikan transendensi lewat risiko.

Tapi satu hal yang tak disebutkan: Semakin kamu mengejar putaran berikutnya… Semakin sedikit kamu hadir dalam hidup nyata.

Saat Menang Terasa Seperti Kehilangan Diri Sendiri

Setelah tiga bulan main tiap hari, aku sadar sesuatu yang mengerikan: Aku tidak tertawa keras selama berminggu-minggu. Aku tidak melihat mata seseorang tanpa melirik ponsel duluan. Satu-satunya saat merasa hidup adalah dua menit antara taruhan—jeda sebelum terjun ke kekacauan.

Itu bukan eksplorasi—itu disosiasi. Penelitian tentang kecanduan game (Jurnal APA tentang Kecanduan Perilaku) menunjukkan aktivitas digital repetitif bisa memicu jalur saraf mirip zat adiktif—not because we want money, but because we crave suspensi sementara dari diri Kita tidak mencari kemenangan—kita melarikan diri dari sunyi.Kita tidak mencari sukacita—kita menghindari duka.And the worst? We think we’re winning when we’re actually losing our anchor to reality.

The truth? Pleasure isn’t found in constant motion—it lives in stillness between pulses.* The most radical act now isn’t playing harder—it’s stopping altogether.*

Apa yang Bisa Kamu Lakukan Hari Ini (Jika Butuh)

Jika pernah merasa terjebak dalam lingkaran di mana klik lebih aman daripada merasakan—inilah tiga langkah kecil:

• Atur timer fisik: Main hanya dalam satu jendela waktu tetap per hari (misalnya jam 20.00–20.30). Saat habis waktu—tutup semua aplikasi.*
• Tulis satu sensasi setelah setiap sesi: “Bahu tegang.” “Mata sakit.” “Dada terasa kosong.” Mengidentifikasi melemahkan kuasanya.*
• Ganti satu putaran dengan satu napas: Tarik napas perlahan lima kali sebelum tekan ‘mulai’. Biarkan dirimu hadir—bukan sekadar bertindak.*

Kamu tak harus berhenti selamanya—you just need space to remember who you are outside the game.*

Pikiran Akhir: Permainannya Tak Pernah Soal Menang

Katanya menang itu menyenangkan—but losing yourself? That costs everything else.*

Jadi tanyakan malam ini: Apa yang akan terjadi jika kamu berhenti berputar… sekali saja? Apa yang akan kembali?*